Aku Masih Beruntung

Sejuk subuh ini mampu membuat kantukku sedikit hilang
Mata lelah ini masih mampu menahan kantuk yang menyengat

Kulakukan 2 rakaat  dan 4 Sujud subuh dengan khidmatnya
Berdoa, berharap sesuatu yang baik untuk hari ini

Setelah semua ibadah komuikasi kepada Allah selesai kulakukan
Akupun mengambil buku hapalan Alquran dari sekolah untuk dibaca
*Maklum boy, kalok gak dibaca tiap hari lupa jugak. Hehe...
Sambil Tiduran aku coba menghapal satu demi satu ayat yang kuingat.
Tak lama kemudian ibuku yang sudah selesai memasak, menghidangkan sarapan pagi dan memanggilku untuk makan.


Baru aja aku mau mengambil nasi di tempatnya, terdengar suara dari Toa Menara Mesjid Darul Djalal
" Kayaknya ini berita duka cita ". Ucapku dalam hati
Dan Yaaa, Its Right. Itu sebuah berita duka cita.
Sambil Mengucapkan kalimat istirja aku coba mendengar pengumuman itu
Ternyata yang meninggal hanyalah seorang wanita muda yang tingal di seberang jalan sana.
Biasanya yang mengumumkan ini harusnya Mesjid deket rumahnya sana.
Tapi mungkin karena ada saudaranya yang tinggal didaerah sekitar ku juga dan juga mungkin anggota STM dari Mesjid Darul Djalal, jadi pengumumannya di Mesjid itu.
Aku santai menanggapinya.karena mungkin aku gak kenal dengan Almarhumah.

Aku pun melanjutkan sarapan pagiku
Ketika aku sarapan, ibuku keluar rumah untuk belanja bahan makan siang nanti
Dan ketika aku selesai makan ibuku kembali pulang membawa sekantung Plastik dengan isi bumbu.bumbu dapur + sayuran
Dan tiba.tiba ibuku memberikan informasi bahwa yang meninggal tadi adalah Orang Tua teman Adikku yang paling Kecil..
Si A**i
Daaaaaarrrrrrrrrrrrrrr
Seketika aku terkejut menahan nafas dan tercengang.
Seakaan jantung dan aliran darahku berhenti sejenak
Aku masih belum percaya anak sekecil itu sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya
*Tahun 2010 lalu Ia sudah ditinggal oleh ayahnya dan sekarang Ibunya
Y Allah apa rencanaMu untuk dia ?
Aku gak tega liat anak sekecil itu harus tinggal sendirian tanpa kasih sayang orang tua
Mungkin masih ada saudara.saudaranya
Tapi apakah saudaranya akan memberikan kasih sayang sepenuhnya yang sebelumnya diberikan kedua orang tuanya ?

Sejenak aku merenung
Y Allah ternyata aku masih beruntung, sampai saat ini aku masih bisa merasakan kasih sayang orang tuaku
Aku masih punya kesempatan untuk membuat sesuatu yang terbaik untuk orang tuaku
Seakan ingin menjatuhkan air mata aku coba back to pass
Saat aku masih kelas 5 - 3 SMP aku masih Bandel, Melalak gak jelas, Dan tentunya masih ngelawan orang tua.

Aku masih ingat ketika ibuku memukulku dengan pukulan daun ubi, 
*Mungkin namanya pemukul lumpang kalok gak salah
Ketika itu aku meninggikan suaraku dari ibuku, aku coba membentak ibuku.
Padahal ketika itu aku disuruh sholat tapi aku bilang males
Tapi ibuku marah dan aku coba membela diri
Ntahlah pada saat itu aku memang masih bodoh untuk hal ini

Aku juga pernah gak dianggap sebagai anak lagi
Ketika itu sedang liburan sekolah, aku disuruh tidur dirumah tapi aku gak pulang 2 hari
Sangat menyedihkan
Ketika aku pulang
Aku cakap gak diterge
Didieminnn....
Sungguh aku gak sanggup seperti itu
Lebih baik dengan sebuah pukulan dari pada harus seperti itu.

Tapi Alhamdulillah aku gak pernah dendam dengan ibuku
Mungkin aku pantas untuk mendapatkannya
Dan yang aku salutkan
Ketika ibuku marah dan coba mencuekki aku, itu hanya dalam tempo 2-3 jam
Dan seterusnya dia mulai ngomong, menanyakan apa yang terjadi padaku dan tentunya minta maaf sudah melakukan itu
Ketika itu aku ingin menangis tapi aku malu.
Maafkan aku makkk..
Ketika itu aku masih dalam tahap penyesuaian bentuk kepribadian
Aku masih bodoh dan masih tolol
Disambung jadi BOTOL deh
*Hehe

Dan aku masih ingat ketika ibuku memukulku dengan sehelai baju
Dan kancingnya mengenai mataku
Akupun kesakitan
Secepat kilat ibuku langsung memegang wajahku dan melihat kondisi mataku
Tampak wajah menyesal dari Wajahnya
Dia langsung meminta maaf
Dan ketika ini gak tanggung.tanggung lagi
Aku nangis tanpa berhenti
Karna apa ?
Karna dia menyesal melakukan itu dan langsung minta maaf
Sungguh Emosinya hanya beralaskan setetes air yang sangat mudah hilang diterpa kasih sayang yang  beralaskan tembok China
Subhanallah
Sungguh Kau menciptakan Seorang Malaikat Bumiku dengan sangat lembut Y Allah.

Untuk Ayahku..
Aku Mintaa maaf karena dulu aku sering melego.legomu dan melece
Mengejarku dengan lelah karena lego.legoanku seperti pemain bola
Hanya untuk menyuruhku makan.
Hehe
Kejam kali aku dulu bah.

Mungkin itulah sedikit cerita masa lalu
Masa.masa kenakalanku dimana aku belum begitu mengerti harus membalas kasih sayang orang tuaku secepatnya

Mungkin dari cerita diatas kalian mengira ibuku sangat kejam dan ayahku sangat bodoh
Jangan salah pemikiran kawan !
Dari situ mereka mengajarkanku kedisiplinan yang sampai saat ini masih aku pegang erat.
Merekalah Wanita dan Pria yang sangat Hebat.Sangat Beautiful n Handsome.Sangat Cerdas
Dan aku yakin mungkin sedikit dari kalian yang mempunyai orang tua yang seperti itu
Sangat tegas, tanpa kompromi untuk sebuah kedisiplinan.
Mereka adalah yang terbaik !

Waktu semakin berlalu
Hinggga aku bisa seperti ini
Mulai memahami pentingnya menerima kasih sayang mereka dan coba membalas kasih sayang mereka 
Walaupun aku tak akan mampu membalas seutuhnya atau bahkan separuhnya atau mungkin juga seperempatnya
Aku akan coba terus membuat mereka tersenyum dan bahagia Walaupun hanya kebahagiaan sebesar butiran pasir kecil.
Nyawapun taruhannya aku rela.

Aku masih beruntung, tidak seperti anak kecil malang itu.
Aku sangat bersyukur untuk itu
Aku harap bagi seseorang yang membaca postinganku ini bisa mengambil sedikit pelajaran
Jika dia masih belum bisa mengerti apa artinya kedua orang tua
I.Allah dia bisa memahaminya.
Dan jika dia sudah memahami apa artinya kedua orangtua
Mudah.mudahan dia tidak mengulang kejadian yang aku alami diatas

Y Allah berikan kenyamanan hidup untuk anak kecil itu
Kau maha adil, Aku tau itu
Y Allah berikan tempat yang pantas untuk kedua orang tuaku nanti, dan pastinya surgaMu
Dan Y Allah, mudah.mudahan aku tak akan pernah mengulangi kejadian yang sudah pernah aku alami dulu
Aminn...

Tinnn...
Tiiinnnnn
Aku terhenyak dari lamunan
Suara klekson kereta temanku yang menjemput mengusir lamunanku
Bergegas cepat aku mengenakan sepatu dan pergi sekolah !
Dijalan menuju sekolahpun aku masih mengingat apa yang kulamunkan tadi.






0 Comments:

Post a Comment