BAGIAN KOLOM - KOLOM PENANDA TIKRAR


1. Tiga baris kolom paling atas yang diberi tanda TL adalah kolom-kolom penanda Tilawah. Kolom ini berjumlah 24 kolom

2. Setiap kolom ditandai dengan lima kali penandaan. Setiap kali membaca, bubuhkan tanda satu kali. Penandaan daat menggunakan tanda silang lingkaran seperti di bawah ini :



3. Kolom - kolom di bawah Basmalah adalah kolom-kolom penanda Tikrar atau penanda pengulangan bacaan setiap penggalan yang telah ditentukan.

4. Kolom penanda Tikrar terdiri dari 168 kolom, ditambah kolom paling kiri untuk meletakkan nomor-nomor ayat dan tanda pengulangan (tikrar magra')

5. Nomor-nomor ayat ditulis dalam 8 kolom dengan penggalan 2 kolom 2 kolom yang dipisahkan oleh tanda tikrar :

Pada suatu hari ketika menjadi khalifah Ali bin Abi Thalib kedatangan saudaranya, yaitu Aqil bin Abi Thalib. Aqil lalu menceritakan maksud kedatangannya yaitu untuk meminta bantuan Ali untuk memutihkan hutangnya secara cepat.

"Berapa banyak hutangmu ?" tanya Ali

"Seratus ribu dirham" jawab saudaranya

"Wah, seratus ribu dirham, banyak sekali" Ali terkejut
"Mohon maaf saudaraku, aku tak mempunyai uang sebanyak itu untuk melunasi hutangmu. Namun tunggulah hingga waktu pembayaran gaji. Aku akan memotong bagianku dan memberikannya kepadamu. Jika keluargaku tidak membutuhkan, tentunya aku akan memberimu seluruh pendapatanku."

Apa ? Aku harus menunggumu hingga saat gajian?" ucap Aqil sambil terkejut

"Simpanan publik dan kas negara berada dalam genggamanmu, tetapi kau tetap menunggu hingga saat pembayaran gaji. Kau kan bisa menarik dana sebesar apapun yang kau inginkan dari kas negara? Lagi pula, berapa sih jatahmu dari kas negara? Bahkan seandainya kau memberikan seluruh bagianmu, aku sangsi bisa membebaskan utangku seluruhnya," lanjut Aqil

Ali lalu menjawab " Memang benar saudaraku. oleh karena itu, aku harus membantumu dengan uang pribadiku semampunya, bukan dari uang masyarakat".

Assalammualaikum
InsyaAllah kedepannya aku bakalan bercerita tentang kisah-kisah Nabi dan para Sahabat
Kali ini aku mau cerita tentang awal terbentuknya bulan Hijriah nih
Mudah-mudahan bermanfaat yaa

Jadi kalender Islam pertama kali itu ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Awalnya di latar belakangi oleh adanya sepucuk surat dari Abu Musa Asy'ari (gubernur Basrah) yang ditujukan kepada Umar. Isinya menyatakan "Kami telah menerima banyak surat perintah dari anda, tapi kamu tidak tahu kapan kami harus lakukan. Ia bertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahu Sya'ban yang mana yang anda maksud"
Begitulah kira-kira cerita latar belakangnyaa.

Kali ini saya mau menceritakan perjalanan kami ke Singkil. Sebenarnya perjalanan ini sudah lama, Habis rayee tahun 2015 kemaren. Tujuan kami tepatnya ke Pulau Banyak. Kebetulan momen ini sangat bermanfaat untuk dinikmati. Karena kawan.kawan yang kuliah pulang ke Medan + kawan yang kerja dapet cuti, jadi pas deh. Perjalanan kali ini sebenarnya sudah tersusun dengan rapi, tetapi karena kami nya lakik semua jadi adaaa aja yang jugak gak terbawak.Haha biasalah para lelaki. Simple dan gak repot.repot.


Trip kami kali ini berjumlah 6 Orang. Aku (Harmi), Indra, Surya, Firman, Fauzan, Boem. Sebenarnya kami ini sudah berkawan sejak zaman SD dulu dan kebetulan rumahnya deketan. Jadi yaa kalok mau buat rencana pigi jalan.jalan gak pala ribet kalau sudah ngumpul.

Perjalanan kami kali ini dimulai dari sabtu sore ba'da ashar menggunakan mobil charteran. Biaya sewa 2 hari 500.000. Perjalanan menuju singkil perkiraannya 8-10 jam. Perjalanan dari medan melewati Berastagi - Kabanjahe - Dairi -  Babussalam - Singkil. Begitulah kira-kira rutenya kalau tidak salah dan tidak lupa. Hehe

Ba'da Isya kami mampir di berastagi di salah satu rumah temen kami untuk sekedar silaturahmi sekalian numpang shalat + makan malam. Setelah itu baru lanjutkan perjalanan. Mulai masuk Kabanjahe - Babussalam perjalanan yang kami lewati sangat sunyi. Hanya satu - satu truk yang lewat. Jadi bisa kebuuut jugak. Tapi yaa namanya manusia agak takut jugak kalau jalannya sunyi terus sepanjang jalan. Syukurlah supir kami si boem "si supir lintas". Mobil kami dah macem angin dibuatnyaaa. Haha

Lewat dari kabanjahe sepanjang jalan hanya hutan, pohon-pohon yang kami lihat tengah malam itu, Tidak ada kehidupan. Masuk Babussalam baru terlihat rumah-rumah warga, tetapi masih daerah perkampungan gituu, banyak pohon-pohon besar juga. Sepanjang jalan Babussalam sepi tapi masih nampak anak-anak muda main gitar di depan rumah karena malam minggu. Nyamen banget rasanya di Babussalam ini. Kereta di parkir depan rumah aja tanpa kunci stang, orang tidur di dalam. Begitulah yang terihat kira-kira.

;;